How do I define the meaning of “happiness”?

Dazzling Moonlace
1 min readJul 15, 2021

Kebahagiaan. Dulu aku menyebut kebahagiaan ketika bisa mendapatkan segala sesuatu yang kuinginkan. Epicurus juga menyatakan konsep demikian. Semakin dewasa, aku juga semakin sadar, kalau memenuhi semua keinginan memang membahagiakan, tapi hanya sementara. Setelah kamu punya semua itu, you feel lost and empty inside, then you want other things to fulfill that emptiness and it’s becoming a cycle, you did it again and again. So sad.

Sekitar setahun yang lalu, I’m still don’t know what to do in my life, lack of motivation. I’m done with myself. One day, accidentally, I grabbed a book by Marie Kondo, The Life-Changing Magic of Tidying Up: The Japanese Art of Decluttering and Organizing. Aku cuma baca buku itu setengah, belum ada malahan. Mulai dari sini aku mengulik tentang minimalisme lebih jauh. Semakin banyak mencari, semakin besar rasa ingin tahuku. Dari minimalisme, aku belajar juga tentang hal-hal lain seperti Buddhisme, Zen, dan lain-lain yang related untuk mencari kebahagiaan sejati. Dan tenyata kebahagiaan sejati bukan dari hal-hal materialis seperti kata Epicurus.

Kebahagiaan. Cukup sederhana kok sebenarnya. Kalo aku yang sekarang, akan lebih bahagia kalau bisa hidup secara minimalis, punya sedikit barang dan lebih fokus ke hal lebih penting, building up stronger relationship with families and friends, going back to the (true) nature, being more spiritual. Intinya, happiness isn’t just about materialistic things. I’m really happy that I have the perpective to see this kind of things.

Semarang
10:28 PM

--

--